Kamis, 02 November 2023

Sejarah dan Asal-usul Nama Kabupaten Karawang

Karawang - Asal-usul nama Kabupaten Karawang, mulai dari zaman Kerajaan Tarumanegara hingga kini menjadi kota industri, memiliki berbagai versi.

Sejarah Karawang telah dimulai dari awal abad masehi hingga era Kerajaan Sunda. Wilayah Karawang merupakan wilayah pesisir pantai utara Jawa Barat dan termasuk bagian dari wilayah Jawa Barat.

Asal-usul Nama Karawang

Dahulu kala, sebagian besar wilayah Karawang merupakan hutan belantara dengan rawa-rawa. Bentuk geografis inilah yang membuat wilayah ini dikenal dengan nama Karawang. Dalam bahasa Sunda, Karawang berasal dari kata ke-rawa-an yang berarti berawa-rawa.

Tak hanya terkenal dengan geografisnya yang berawa-rawa, penamaan jalan di Kabupaten Karawang juga banyak yang mengandung kata “rawa”, seperti Rawagede, Rawasari, Rawagempol, Rawamerta, dan masih banyak lagi.

Mengacu pada sejarah Jawa versi kolonial dalam Algiemenee Geschidenis Van Java yang dihimpun oleh S. A.Buddingh tahun 1851, nama Karawang atau Krawang diambil dari sudut Sungai Citarum yang mengarah ke laut. Dari latar belakang tersebut, dahulu kala, Karawang disebut sebagai Oedjoeng Karawang atau Ujung Karawang layaknya ujung kertas yang dirobek.

Hal ini berdasarkan oleh besarnya muara Sungai Citarum yang jika dilihat dari arah Jawa seperti ujung kertas yang tersobek dengan lautan yang menjorok ke daratan.

Akan tetapi, menurut S. A. Buddingh sejarah ini masih perlu diklarifikasi kembali jika ditemukan sumber sejarah yang lebih kredibel.

Berdasarkan ensiklopedia yang berjudul Encyclopaedie van Nederlandsch-Indei yang ditulis oleh S. De Graaf dan D. G. Stibbe disebutkan bahawa kata Krawang yang disebutkan dalam laporan-laporan orang Portugis berasal dari kata Caravam atau Cravaon yang berarti kafilah.

Versi Caravan dalam laporan Portugis ini diinterpretasi dari banyaknya kafilah-kafilah dagang di wilayah Karawang. Namun, versi ini dianggap tidak terlalu historis karena Karawang telah ada sebelum kedatangan Portugis.

Banyaknya versi dalam penulisan kata Karawang menunjukkan bahwa eksistensi Karawang telah tercatat setidaknya sejak awal abad ke-16 karena merupakan salah satu wilayah pesisir yang dilewati kapal -kapal Internasional. 

Nama Karawang dalam Catatan Bersejarah

Catatan tertulis yang pertama kali mengindikasikan keberadaan nama Karawang adalah Nan Chou I Wu Chih atau Catatan Dari Daerah Selatan. Nan Chou I Wu Chih merupakan suatu catatan perjalanan Cina Wan Chen dari Dinasti Wu pada 220-280 Masehi.

Selain itu, nama Karawang juga didokumentasikan secara presisi dalam Naskah Bujangga Manik yang juga tercatat dalam makalah Hawe Setiawan. Naskah tersebut merupakan sebuah catatan perjalanan seorang pangeran pengembara dari Kerajaan Pajajaran.

Kata Karawang dalam naskah tersebut dapat ditemukan dalam baris ke 365 dalam bait berikut, “Ditalian rambu tapih, diletengan leteng karang, leteng karang ti Karawang, leteng susuh ti Malayu, pamuat aki puhawang.”

Selanjutnya, nama Karawang juga disebutkan dalam kisah Cornelis de Houtman yang diabadikan dalam karya Marten Douwes Teenstra. Dalam kisah tersebut, de Houtman melakukan penyerangan di Pantai Utara Jawa, yaitu Jakarta dan Karawang pada 1596. 

Asal-usul sekaligus makna dari kata Karawang telah dikaji oleh berbagai tokoh dan sejarawan dengan memberikan gambaran yang cukup komprehensif. Salah satunya, Prof A. Sobana Hardjasaputra yang merupakan seorang guru besar sejarah di Universitas Padjadjaran (Unpad). 

Kajian nama Karawang yang dikaji oleh Prof A. Sobana Hardjasaputra tercantum dalam buku Sejarah Purwakarta yang merupakan penelitian bersama pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta. 

Berdasarkan penelitian tersebut, Karawang disebut sebagai salah satu dari wilayah Tatar Ukur, yaitu Ukur Karawang. Adapun, Tatar Ukur merupakan suatu wilayah kerajaan kecil di bawah Kerajaan Sunda-Pajajaran.  

Mengenal Kabupaten Karawang

Keberadaan daerah Karawang telah dikenal sejak Kerajaan Pajajaran yang berpusat di daerah Bogor. Pada masa itu, Karawang merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting sebagai penghubung Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan Galuh Pakuan yang Berpusat di Ciamis. 

Secara Topografi, wilayah Karawang termasuk ke dalam dataran tinggi dengan ketinggian 0,6 km di atas permukaan laut dan kemiringan tanah 0,2 persen. Luas wilayah Karawang 17.503,27 km2 atau sekitar 3,73 persen dari luas provinsi Jawa Barat. 

Secara Administratif, wilayah Karawang memiliki 30 kecamatan yang terdiri dari 298 desa dan 11 kelurahan. Wilayah Karawang berbatasan dengan Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, serta Kabupaten Purwakarta.

Kabupaten Karawang merupakan wilayah pertanian sawah dengan pengairan irigasi dan sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani dan nelayan di pantai.

Banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan ini berpengaruh terhadap corak kebudayaan yang berkembang di Karawang. Banyak keyakinan dan seni di Kabupaten Karawang lahir dari latar belakang tersebut, seperti nyalin, babarit, nadlan, hajat bunyi, hingga seni topeng dan tari jaipong.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar